Jumat, 19 Juni 2015

Neurolinguistik dan hilangnya bahasa

Hilangnya bahasa disebabkan oleh kejadian yang tidak menyenangkan,  kecelakaan  yang menyebabkan kerusakan pada saraf otak. Ada juga yang beranggapan bahwa hilangnya bahasa yaitu disebabkan karena usia yang sudah renta, dan juga aphasia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Emily dickinson bahwa ada fungsi berbahasa yang terletak di hemisfer otak besar. Ada belah otak. Otak kanan dan otak kiri. Kedua struktur ini sangat kompleks, masing-masing bagian ini berperan untuk berbagai jenis pemikiran. Satu sisi bagian otak memiliki jenis pemikiran tertentu yang lebih banyak dari pemikiran sisi bagian otak lain, dan juga menunjukkan bahwa masing-masing kita lebih menyukai satu mode pemikiran dari pada yang lain.
Otak kiri cenderung mengontrol tubuh bagian kiri, keterampilan angka-angka, matematika, maupun keterampilan ilmiah, menganalisa, obyektifitas, menulis, berbicara, logika, dan pertimbangan. Berbeda halnya dengan otak kanan, cenderung mengontrol tubuh bagian kanan, bentuk 3 dimensi, musik dan selera seni, penyatuan, subyektifitas, imajinasi,intuisi, kreatifitas, dan emosi.
Orang yang menggunakan otak kanan lebih dominan menggunakan kreatifitas untuk memecahkan suatu masalah. Mereka lebih banyak mengandalkan intuisi dan lebih cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Pada intinya, orang yang banyak menggunakan otak kanan tidak detail oriented.
Orang yang menggunakan otak kiri lebih dominan lebih memilih alasan untuk segala sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika rasional dan kemudian berfikir bagaimana cara mengatasinya. Otaklah yang mengontrol kita dalam berbahasa. Orang yang lumpuh itu bukanlah sensoriknya yang tidak berfungsi, akan tetapi saraf-saraf motoriknya yang terganggu.
Aphasia merupakan suatu keadaan dimana kehilangan kemampuan berbahasa yang telah dipelajari sebelumnya akibat dari kerusakan otak. Kemampuan berbahasa yang mencakup berbicara, mengarang, bahkan membaca. Fungsi berbahasa terletak pada hemisfer otak besar. Dua buah hemisfer yang berperan adalah broca’s wernicke’s dan jalur yang menghubungkan keduanya, merupakan area yang penting dalam kemampuan  berbahasa. Kerusakan pada kedua area ini dapat mengakibatkan stroke atau luka kepala, yang menyebabkan aphasia. Area Broca’s ditemukan oleh Pierre Broca’s sedangkan area wernicke’s ditemukan oleh Karl Wernicke yang berpengaruh pada kemampuan bicara.
Aphasia pada bagian Broca’s akan menyebabkan kesulitan dalam mengekspresikan bahasa. Berbicara masih bisa, tapi ritmenya hilang hanya beberapa kata yang diungkapkanlah yang berarti. Aphasia pada bagian wernicke’s akan menyebabkan kesulitan dalam mengarang. Kemampuan berbicara sangat baik, tetapi isinya berantakan, dengan kekacauan diksi atau tata bahasa sehingga sulit dipahami.
Berdasarkan ilmu aphasiologi, ada dua macam. Salah satunya adalah hemispherectomy, yaitu prosedur bedah yang mengangkat setengah dariotak, ketika bedah berlangsung, pasien langsung mengalami kelumpuhan setengah tubuh. Kecuali beberapa kata yang biasa diucapkan. Selama hidup, otak manusia berkelanjutan dan bertumbuh. Kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada syaraf. Yang disebut neuroplasticity. Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan berdaptasi.
Berbicara dan kekacauan bahasa
Gagap adalah keadaan dimana arus irama bicara terganggu karena sering terdapat pengulangan atau perpanjangan suara, suku kata atau kata-kata, kadang-kadang  terdapat pula keraguan dan penghentian bicara. Para peneliti menjumpai bahwa sering ada riwayat gagap dalam keluarga penderita, sehingga dianggap bahwa gagap merupakan keaadaan yang sifatnya bisa dibuat-buat.
Selain gagap ada juga ketidak mampuan lainnya yaitu autisme. Autisme adalah kelainan perkembangan pada sistem syaraf seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang autis adalah sulitnya membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Yang disebabkan oleh kelainan spektrum autisme yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal
Hilangnya bahasa karena faktor usia
Pada otak manusia ada dua kategori bila dilihat dari lama dan tidaknya memori itu bertahan di otak, yaitu : memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Yang bekerja dalam waktu singkat dan lama bertahan di otak.
Alzheimer bukan penyakit menular,namun sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saaat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak berkerut dan mengecil. Resiko penyakit alzheimer meningkat sering dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai resiko 5% mengidap penyakit ini dan akan bertambah 2x lipat setiap 5 tahun. Pada tahap awal perkembangan alzheimer, penurunan faktor-faktor resiko faskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi perkembangan demensia.

Selasa, 14 Mei 2013

hruk pkuk bhsa t'dngar mrdu,tnd tnya b'jmpa jwbn2 kbtulan,ada sbuah p'tnda yg mnyeimbangkan keindahan
kebenaran itu serasa telah di genggam
bercampur dengan ketidak asingan mata

Minggu, 05 Mei 2013

          Fajar baru menghamparkan jubah emasnya ke atas bumi,menyematkan kancing keemasan matahari ke telinga langit,menyingkirkan bintang-bintang dalam sekejap.

           Lihat itu,ia berjalan menyusuri pekarangan Student Centre IAIN IMAM BONJOL menuju gerbang kampus.Bersamanya dirasakannya sakitnya anak panah gunjingan dan cemoohan para senior yang mengenalinya.

           Dengarlah petir menyambar-nyambar , memaki-maki bumi atas kebodohannya menghalau gelap,karena angin menyanyikan kasidah sunyinya dalam derunya.Namun dapatkahhujan melepas dahaga bumi pada pemujaan yang tiada henti.

           Hingga setibanya di depan gerbang kampus,ia hendak menyetop angkutan kota,namun tak satupun yang berhenti.sampai secarakebetulan,ada penumpang yang ingin menaiki angkutan kota itu juga tak pelak lagi,serta merta ia menyerobot masuk menyesaki angkutan kota tersebut.

           Tak ayal lagi,wajah sang pengemudi pun berubah.Ia takut akan kehilangan penghasilannya sebesar dua ribu rupiah.Ia duduk saja memandangi pemandangan musykil di kanan kiri jalan,tanpa menghiraukan pandangan penumpang-penumpang lainnya yang takut dan menghindarinya.

           Sekali lagi di pasir beruban yang tak tersucikan,bukan maksudnya memulihkan dendam,karena memang daratan yang dulu memenggal hasrat lidah gelombang,namun bah telah melanda kota merah itu,begitu galaknya gelombang ombak tsunami itu memporak-porandakan,memusnahkan puing-puing yang dipikirnya dapat merekat,tersatukan kembali.

           Inilah mungkin negeri yang tak terhimpun oleh kepala,hanya jerit.O. . . .alangkah indahnya dan nikmatnya nyeri yang menyelimuti suatu siang itu. . . .

           Aku masih saja membuntutinya,memperhatikan gerak-geriknya hingga akhirnya ia pun turun di Taman Imam Bonjol.Ia berjalan mengitari padang hijau yang tetap hijau meski diterpa sinar matahari masih saja ia berjalan menawarkan payung kebeberapa pengunjung dan meminta uang sebesar seribu rupiah.Kontan saja para pengunjung bergidik geli dan memberikan saja uang sebesar seribu rupiah tanpa berhasrat untuk dipayungi olehnya.

           Angin mengerat pepohonan palam,bergumam gamang di tengah sesal terakhir.Tangis karang mengabur karang tak menyatu dengan pasir langit,tak terkikis kelam.Tak akan menagis di tengah karang.

           Ia kelelahan,berteduh di dahan yang rindang,namun seluruh ujung tombak mengarah padanya,segerombolananak-anak datang dan bertanya nama,tempat tinggal,umur dan sebagainya.Ia memilih diam,membuka ventilasi agar udara segar masuk.Namun seluruh bau busuk menyatu dan menusuk hidung.lambat laun,sepertinya ia terusik hingga membuatnya berteriak tak karuan dan membubarkan kerumunan,dan ia pun dapat duduk tenang menikmati sepoi angin membelai-belai kulitnya yang kusam dan kotor,bercengkrama dengan Tuhannya.

         Dilihatnya penghasilannya belum cukup walau untuk melepas dahaga dan laparnya.Ia bangkit dan berdiri mencari pengunjung yang ingin dipayungi olehnya.Namun ,ada seorang gadis yang tak ingin dipayungi,juga tidak memberinya uang.Ku lihat iasepertinya terus berusaha agar wanita tadi mau dipayungi dan memberi imbalan atas jasanya.
          Sehingga ada seorang pengamen yang iseng mencoleknya,sontak saja ia menendang si pengamen dan langsung dibalas dengan pukulan gitar di daerah sekitar punggungnya.
          Bukan karena bulan sabit mengarit rumputpada tanah yang kemarau ini.Tapi lidah tak bertali menjulur dari bongkahan tanah.
          Tak menyerah sampai di situ,ia pun mencari pengunjung yang berhati mulia memberikan sebagian hartanya walau hanya seribu rupiah saja.
           Akhirnya,ia temukan juga sekumpulan keluarga yang mungkin lagi syukuran di Taman Imam Bonjol Padang,jelas saja tak ayal lagi didatanginyalah sekumpulan keluarga tadi,dan lagi-lagi ia menawarkan payungnya kepada setiap orang tadi,namun dilarang,dan diajak makan bersama mereka.
           Disantapnyalah nasi disiram dengan sup yang pada mangkioknya terpampang jelas label KFC,setelah lepas dahaga dan laparnya,ia pun berpamitan.Tanpa ia duga,ia mendapat beberapa uang seribuan dan dua ribuan dari beberapa pengunjung tersebut,dan juga oleh-oleh berupa roti dan ayam kentucky + nasi.
           Benar-benar riang terpampang jelas di raut wajahnya,ia pun berjalan menuju jalan raya dan menyetop angkot,lagi-lagi ku ikuti dia dan aku pun ikut bersamanya duduk di sampingnya.
           Sudah ku lipat tetesan senja dan keringat berasa akan  ku titipkan padanya angin darat menua selipkan di biru langit yang diam,barangkali dia akan menjenguk  sejenak tepian laut yang hambar garam.Karena lelahnya sudah demikian mengkarang tiap kali telanjang pandang dari bilik kebutaan tiap kali telanjang pandang dari bilik kebutaan pada arus kali yang turun dari lembah.
           Ternyata ia pun turun di Taman Melati,sesampainya ia di sana,ia mencari mainan,diambilnya ranting pohon yang sudah ditebang,kemudian berjalan lagi,hingga tiba di Taman Budaya.
           Ternyata ia menemui teman-temanya sesamanya di sana.
magma yang manis
Cawan-cawan itu
Terdampar kaku
Dilapisi coklat berbalut
Ada sepuluh jari
Merenanginya dengan busa sekali
Lalu mengguyurnya kembali
Kinclong,
Ya,cawan kinclong
Dituangi teh dan gula
Juga air belerang
Pusaran tornado pun terbentuk
Meniadakan gula
Menjadikan teh bangga
Ia tersaji hangat dan manis
CERITERA MENULIS
Kunikahkan kau
Sebatang pena
Dan selembar kertas
Dengan mahar
Secercah tinta
Saat itu
Kubuka tutup kepalamu
Dan kau
Terhanyut
Oleh melodi
Menari-nari di dadaku
Demikianlah kejadian itu
Cepat sekali berlalu

Kerangka kepala tak berisi
Tak ada guna,juga manfaat
Hanya kalimat itu
Menjadi zikir harianmu
Selain vagina ibuku
Yang selalu kau kaji