Neurolinguistik
dan hilangnya bahasa
Hilangnya
bahasa disebabkan oleh kejadian yang tidak menyenangkan, kecelakaan
yang menyebabkan kerusakan pada saraf otak. Ada juga yang beranggapan
bahwa hilangnya bahasa yaitu disebabkan karena usia yang sudah renta, dan juga
aphasia.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Emily dickinson bahwa ada fungsi berbahasa yang
terletak di hemisfer otak besar. Ada belah otak. Otak kanan dan otak kiri.
Kedua struktur ini sangat kompleks, masing-masing bagian ini berperan untuk
berbagai jenis pemikiran. Satu sisi bagian otak memiliki jenis pemikiran
tertentu yang lebih banyak dari pemikiran sisi bagian otak lain, dan juga
menunjukkan bahwa masing-masing kita lebih menyukai satu mode pemikiran dari
pada yang lain.
Otak
kiri cenderung mengontrol tubuh bagian kiri, keterampilan angka-angka,
matematika, maupun keterampilan ilmiah, menganalisa, obyektifitas, menulis,
berbicara, logika, dan pertimbangan. Berbeda halnya dengan otak kanan,
cenderung mengontrol tubuh bagian kanan, bentuk 3 dimensi, musik dan selera
seni, penyatuan, subyektifitas, imajinasi,intuisi, kreatifitas, dan emosi.
Orang
yang menggunakan otak kanan lebih dominan menggunakan kreatifitas untuk
memecahkan suatu masalah. Mereka lebih banyak mengandalkan intuisi dan lebih
cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Pada intinya, orang yang banyak
menggunakan otak kanan tidak detail oriented.
Orang
yang menggunakan otak kiri lebih dominan lebih memilih alasan untuk segala
sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika rasional dan kemudian berfikir
bagaimana cara mengatasinya. Otaklah yang mengontrol kita dalam berbahasa.
Orang yang lumpuh itu bukanlah sensoriknya yang tidak berfungsi, akan tetapi
saraf-saraf motoriknya yang terganggu.
Aphasia
merupakan suatu keadaan dimana kehilangan kemampuan berbahasa yang telah
dipelajari sebelumnya akibat dari kerusakan otak. Kemampuan berbahasa yang
mencakup berbicara, mengarang, bahkan membaca. Fungsi berbahasa terletak pada
hemisfer otak besar. Dua buah hemisfer yang berperan adalah broca’s wernicke’s
dan jalur yang menghubungkan keduanya, merupakan area yang penting dalam
kemampuan berbahasa. Kerusakan pada
kedua area ini dapat mengakibatkan stroke atau luka kepala, yang menyebabkan
aphasia. Area Broca’s ditemukan oleh Pierre Broca’s sedangkan area wernicke’s
ditemukan oleh Karl Wernicke yang berpengaruh pada kemampuan bicara.
Aphasia
pada bagian Broca’s akan menyebabkan kesulitan dalam mengekspresikan bahasa.
Berbicara masih bisa, tapi ritmenya hilang hanya beberapa kata yang
diungkapkanlah yang berarti. Aphasia pada bagian wernicke’s akan menyebabkan
kesulitan dalam mengarang. Kemampuan berbicara sangat baik, tetapi isinya
berantakan, dengan kekacauan diksi atau tata bahasa sehingga sulit dipahami.
Berdasarkan
ilmu aphasiologi, ada dua macam. Salah satunya adalah hemispherectomy, yaitu
prosedur bedah yang mengangkat setengah dariotak, ketika bedah berlangsung,
pasien langsung mengalami kelumpuhan setengah tubuh. Kecuali beberapa kata yang
biasa diucapkan. Selama hidup, otak manusia berkelanjutan dan bertumbuh.
Kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru
pada syaraf. Yang disebut neuroplasticity. Plastisitas merupakan sifat yang
menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan berdaptasi.
Berbicara
dan kekacauan bahasa
Gagap
adalah keadaan dimana arus irama bicara terganggu karena sering terdapat
pengulangan atau perpanjangan suara, suku kata atau kata-kata, kadang-kadang terdapat pula keraguan dan penghentian
bicara. Para peneliti menjumpai bahwa sering ada riwayat gagap dalam keluarga
penderita, sehingga dianggap bahwa gagap merupakan keaadaan yang sifatnya bisa
dibuat-buat.
Selain
gagap ada juga ketidak mampuan lainnya yaitu autisme. Autisme adalah kelainan
perkembangan pada sistem syaraf seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh
faktor hereditas. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang autis adalah
sulitnya membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami
emosi serta perasaan orang lain. Yang disebabkan oleh kelainan spektrum autisme
yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi
selayaknya otak normal
Hilangnya
bahasa karena faktor usia
Pada
otak manusia ada dua kategori bila dilihat dari lama dan tidaknya memori itu
bertahan di otak, yaitu : memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Yang
bekerja dalam waktu singkat dan lama bertahan di otak.
Alzheimer
bukan penyakit menular,namun sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada
saaat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak berkerut dan mengecil. Resiko
penyakit alzheimer meningkat sering dengan pertambahan usia. Bermula pada usia
65 tahun, seseorang mempunyai resiko 5% mengidap penyakit ini dan akan
bertambah 2x lipat setiap 5 tahun. Pada tahap awal perkembangan alzheimer,
penurunan faktor-faktor resiko faskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom
ini, namun mengurangi perkembangan demensia.